Dunia Olahraga – Gelar kelima diraih dengan menjuarai turnamen Cina Terbuka, hari Minggu (19/11), setelah di babak final menundukkan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, dua set langsung, 21-19 dan 21-11.
Sebelum juara di Cina Terbuka, Kevin/Marcus berjaya di ajang All England, India Terbuka, Malaysia Terbuka, dan Jepang Terbuka. Koleksi keduanya bertambah seandainya menang di Korea Terbuka dan Denmark Terbuka. Di dua turnamen ini keduanya masuk final.
"Kami tak menyangka bisa sering masuk final Superseries ... kami sangat senang tentunya. Kami selalu mencoba yang terbaik di setiap turnamen," kata Kevin, usai juara di Cina Terbuka, seperti dikutip situs bwfworldsuperseries.com.
Kevin/Marcus sejatinya baru sekitar tiga tahun berpasangan. Namun dalam kurun yang relatif singkat, keduanya mencatat prestasi fenomenal, sesuatu yang mengejutkan pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi.
Dalam pandangan Herry, Kevin/Marcus bisa memaksimalkan potensi dan keunggulan.
"Tipe mereka adalah bermain attack, menyerang. Saat Kevin di depan, ia tampil menyerang dengan kecepatan tinggi, sementara di belakang Marcus bagus di pertahanan," jelas Herry.
Paduan speed (kecepatan) dan defence (pertahanan) yang tangguh ini sangat efektif meraih poin. Lawan akan dibuat repot dan jika tidak dalam kondisi puncak, lawan akan kedodoran, gugup, dan sering membuat kesalahan sendiri.
Selain itu, Kevin/Marcus juga pintar membaca permainan dan tak gampang menyerah.
"Tenang, sabar, dan tak terburu-buru. Itu kunci kemenangan mereka," ungkap Herry.
Coba terus, coba terus
Tenang dan sabar lebih banyak terkait dengan kondisi mental pemain. Kevin/Marcus memiliki kelebihan ini, yang membuat mereka tak mudah tertekan ketika tertinggal angka dan terus berjuang meski lawan sudah mencapai match point.
"Dalam kondisi tertinggal, yang penting bermain tenang. Jangan pikirkan kesalahan sendiri. Coba terus, coba terus," kata Kevin.
Marcus juga punya pendekatan yang sama. "Berusaha keras, berusaha yang terbaik sampai akhir pertandingan," katanya.
Kekuatan mental juga membuat pemain merasa selalu siap menghadapi siapa pun lawan. Tak jarang, lawan yang dihadapi punya peringkat lebih tinggi atau memiliki postur fisik yang lebih kuat atau lebih tinggi.
"Harus fokus dan pelajari rekaman permainan lawan," kata Kevin soal lawan yang lebih diunggulkan.
Menghadapi lawan yang lebih baik, Kevin/Marcus sering menang. Para pemain bulu tangkis mengatakan kualitas pemain-pemain papan atas relatif sama, yang membedakan menang dan kalah adalah kesiapan di hari pertandingan.
Kesiapan ini, dalam bahasa Kevin/Marcus, terucap dalam kalimat, "Fokus dan berusaha yang terbaik."
Mungkin sedikit berlebihan jika dikatakan prestasi fenomenal tahun ini karena keberhasilan mereka menjuarai turnamen bergengsi All England 2017 di Birmingham, Inggris, Maret 2017.
Tapi, Kevin ketika itu dengan jujur mengatakan sangat kaget bisa juara di usia 21 tahun.
"Saya tidak menyangka bisa juara secepat ini. Ini gelar yang sungguh sangat berarti. Ini mimpi yang menjadi kenyataan, semoga menjadi pendorong untuk berprestasi lebih baik lagi," kata Kevin.
Benar saja, keberhasilan Kevin/Marcus di All England langsung disusul oleh dua gelar beruntun di India Terbuka dan Malaysia Terbuka.
Marcus berharap permainannya dengan Kevin akan makin banyak menyumbang gelar juara bagi Indonesia.
"Kami berpasangan kan belum lama. Tahun pertama tak terlalu bagus hasilnya, tahun kedua ada peningkatan, dan di tahun ketiga ada peningkatan tajam," kata Marcus.
Marcus berusia 26 tahun sementara Kevin 21 tahun. Dengan paduan seperti ini, masa depan cerah berada di depan mata.
Bila kondisi fisik bisa dijaga, kemampuan terus di atas, dan perasaan 'lapar juara' dipertahankan, Kevin/Marcus bisa lama menjadi ganda putra terbaik di dunia.
DOMINO QIU QIU ONLINE, AGEN POKER TERPERCAYA, DOMINO99 ONLINE, DOMINOBET, BANDAR DOMINO ONLINE, DOMINO POKER99